Selasa, 18 Agustus 2020

Wisata Virtual ke Tempat Bersejarah di Jakarta

Malam Minggu kali ini sangat berbeda dari biasanya, sangat istimewa karena saya diajak menjelajah ke beberapa tempat bersejarah di kota Jakarta bersama @wisatakreatifjakarta

Walau secara virtual dan masih diam #RumahAja namun penjelajahan ke beberapa tempat bersejarah yang dipandu hebat oleh tour guide @creative_traveler sungguh sangat berkesan.

Saya merasa benar-benar terbawa dalam suasana seolah memang hadir nyata ada ditempat yang dituju. Ini membuat saya semakin exited mengikuti tour virtual ini.  

Saat satu persatu tempat bersejarah di Jakarta kami kunjungi, terasa kental memori yang tersimpan di dalamnya, menyimpan kisah abadi dengan para tokoh yang pernah terlibat di dalam sejarah pada masa itu.

Perjalanan virtual ini terbilang paket lengkap, karena selain kami dikenalkan dengan beberapa tempat bersejarah di Jakarta juga di berikan informasi lengkap tentang latar belakang kisah tempat tersebut, asal muasalnya dan juga kegunaan bangunan tersebut sebelum menjadi tempat bersejarah.


1. Gedung Sumpah Pemuda
Perjalanan virtual dimulai dari jalan Kramat Raya. Kami mengunjungi Gedung Sumpah Pemuda. Gedung Sumpah Pemuda yang hingga kini kita ketahui ternyata dahulunya adalah bangunan kost-kostan yang di pakai para mahasiswa kedokteran pribumi yang memang mereka menuntut ilmu kedokteran di Sekolah yang didirikan oleh Belanda. 

Para mahasiswa kedokteran ini sering sekali mengadakan aktifitas politik di gedung ini, seperti misalnya diskusi politik, menyusun startegi politik dan sebagainya.

Sampailah pada suatu saat diadakan nya kongres pemuda yang akhirnya dibacakannya Sumpah Pemuda. Dan ditempat ini pula pertama kalinya lagu Indonesia Raya dinyanyikan oelh WR.Soepratman. 

Gedung Sumpah Pemuda ini dapat di kunjungi untuk umum dengan tarif tiket cukup Rp.2000,- saja. Fasilitas digital didalam gedung ini juga sudah mendukung sebagai alat petunjuk informasi yang dibutuhkan bagi pengunjung.

Gedung Sumpah Pemuda ini sarat dengan Sumpah Pemuda yang pertama kalinya dinyanyikan lagu Indonesia Raya. Dan tentang lagu Indonesia Raya tentu tak luput tentang kisah penulis dari lagu tersebut, yaitu WR.Soepratman. 

Begitu menariknya kisah tentang WR.Soepratman ini, sampai ada sutradara yang membuat film khusus tentang kisah hidup WR.Soepratman. Perjalanan karirnya ddidalam dunia musik sudah sangat piawai dimasa itu, beliau sudah sering mendapatkan undangan untuk pentas musik dengan alat biolanya. 

Berawal dari masa kecilnya WR.Soepratman ini mengikuti om nya untuk ikut ke Makassar. Sampai akhirnya beliau pindah ke Bandung dan memilih menjadi seorang wartawan karena mulai ada rasa ketertarikannya pada dunia politik. Terlebih beliau juga sangat tertarik dengan perjuangan Soekarno. 

Sebagai seorang seniman, WR.Soepratman tak pernah main-main dalam menciptakan sebuah lagu. Beliau selalu terbiasa shalat istikharah terlebih dahulu setiap kali menciptakan lagu-lagu perjuangan.

Ketika WR.Soepratman pindah ke Jakarta , barulah beliau mulai berkumpul dengan para pemuda yang ada di gedung Sumpah Pemuda untuk ikut terlibat dalam diskusi politik dengan para pemuda lainnya, hingga menjadi bagian sejarah saat beliau menciptakan lagu Indonesia Raya dan dinyanyikan pertama kalinya di Gedung Sumpah Pemuda ini.

Yang uniknya adalah, beliau sudah menciptakan lagu Indonesia Raya di tahun 1928, artinya ada rentang waktu 7 tahun sebelum hari kemerdekaan Republik Indonesia di tahun 1945. Pada tanggal 17 Agustus 1938 beliau meninggal dunia. 

Kutipan dari WR.Soepratman; "saya toh sudah beramal, berjuang dengan caraku, dengan biolaku. Saya yakin Indonesia pasti merdeka" .

2. Gedung Pancasila
Selesai dari Gedung Sumpah Pemuda tadi, kita melewati Jalan Kwitang yang dikenal dengan jalan Buku bekas menuju Gedung Pancasila yang ada di jalan Pejambon. 

Sepanjang jalan Kwitang memang banyak sekali pilihan toko yang menjual buku-buku, tidak hanya yang bekas saja, namun juga buku yang baru juga ada dijual disana. Dan karena banyaknya pedangan buku di jalan Kwitang ini menjadikan jalan ini sangat terkenal dan menjadi yang terbesar sebagai area penjualanan buku terbesar di Asia Tenggara.

Di jalan Kwitang ini juga ada tempat pembelian Es krim legendaris yang sudah berdiri dari tahun 1939, bernama Es Krim Baltik. Tempat Es Krim ini termasuk tempat favoritnya Presiden Soekarno. 
.
Ketika perjalanan virtual kita sudah sampai di Gedung Pancasila, Mbak Ira sebagai tour guide kami menginfokan asal muasal tentang Gedung Pancasila ini. Awalnya Gedung Pancasila ini berfungsi untuk berkumpulnya rakyat, Voksard/Dewan Rakyat dan juga BPUPKI.

Pada masa itu anggota dewan ynag tergabung dalam Dewan Rakyat semuanya adalah orang Belanda, namun ada satu-satunya orang pribumi yang dipercaya dan dapat bergabung menjadi Dewan Rakyat, ia adalah Bapak Husni Thamrin.

Bapak Husni Thamrin adalah seorang Betawi Asli yang selalu gigih menyuarakan kepentingan rakyat. Dan beliau pula yang memperjuangkan air bersih untuk rakyat, yang sampai dengan hari ini kita mengenalnya dengan Perusahan Air Minum atau disingkat PAM.

Di Gedung Pancasila inilah terukir sejarah ditetapkannya hari Pancasila. Dan di dalam gedung inilah juga adanya pidato Soekarno selama 1 jam yang membahas tentang dasar Pancasila, beliau berpidato tanpa menggunakan text, sungguh luar biasa ditambah dengan kharisma beliau yang selalu dapat mencuri hati setiap yang mendengarkan pidato beliau.

3. Gereja Imanuel
Perjalanan kita melaju ke jalan Cikini, di jalan ini ada Gereja Immanuel yang memiliki tampilan gedung baik didalam maupun diluar gedungnya dengan sangat indahnya. Sehingga menjadikan Gereja Immanuel ini sering dijadikan tempat untuk shooting. Dan di Gereja Inilah satu-satunya Gereja yang acara Misanya masih dalam bahasa Belanda. 


4. Museum Juang 45
Menyisir lagi melanjutkan perjalanan menuju Museum Juang 45, kami melewati jalan Menteng Raya. Di jalan Menteng Raya ini ada Gedung Kementerian Pertahanan.

Museum Juang 45 dahulunya pada jaman Belanda adalah sebuah bangunan hotel. Namun para pemuda akhirnya sering menjadikan tempat ini sebagai tempat berkumpul untu membahas politik bersama dengan pemerintah Jepang.

Salah satu pemuda yang aktif dalam perkumpulan ini adalah Chairil Anwar, sang pujangga dengan puisi-puisi nya yang indah. 

Setelah bangunan ini dijadikan sebagai Museum Juang 45, kita dapat melihat banyaknya benda bersejarah didalamnya. Salah satu benda bersejarah yang ada didalam Museum Juang 45 ini adalah tandu, iyalah tandu yang sering dipakai Jendral Soedirman dalam setiap perjalanannya dalam memimpin perang dimasa dahulu.

Melihat agak ke belakang gedung Museum, kita akan temukan adanya showroom mobil yang menampilkan koleksi mobil Presiden Soekarno dan wakilnya. Pastinya ada mobil dengan nomor polisi R-1 dan R-2, dan juga termasuk ada display mobil milik Soekarno yang memiliki kisah yaitu mobil tersebut pernah dipakai beliau pada saat adanya percobaan pembunuhan kepada beliau yang dilakukan orang yang tidak dikenal, dan persitiwa tersebut terjadi saat beliau ada di daerah Cikini. 

5. Toko roti Tek Tjek Tjoan
Perjalanan dilanjutkan ke Cikini raya. Ada sebuah rumah mewah milih pengusaha Hasyim. Karena begitu mewahnya rumah ini pernah dipakai sebagai tempat shooting film Catatan si Boy.

6. Hotel Cikini
Terus melaju ke jalan Ismail Marzuki, kita akan bertemu dengan hotel Cikini. Menariknya di dekat hotel ini ada restoran Es Krim legendaris, yaitu Toko Tjan Tjan yang kini bernama Toko Tjan Nang. Didalam hotel Cikini ini kita dapat mencoba es krim legendaris tersebut, display Frozen es krim ada dibagian resepsionis. Dan untuk soal harga es krim sepertinya termasuk terjagkau dengan rasa es krim yang sudah pasti lezatnya ini.

Masih menyusuri jalan Cikini. Ada sekolah Percik (Perguruan Cikini), ini adalah tempat salah satu anak Soekarno bersekolah dan di tempat inilah pernah terjadinya percobaan pembunuhan terhadap Beliau.

7. Rumah bapak Ahmad Supardjo
Lalu saat kita melihat diseberangnya, akan terlihat sebuah bangunan rumah jadul. Ini adalah rumah milik Bapak Ahmad Supardjo yang merupakan menteri luar negeri yang pertama kali di Indonesia. Beliau juga termasuk dalam 3 serangkai yang merumuskan naskah proklamasi.

Dan di dalam rumah beliau itulah pertama kali dibuat untuk kantor kementrian luar negeri, yang memakai salah satu ruang kerja Bapak Ahmad Supardjo sendiri .

Hingga saat ini, sebagian orang merasa sangat bangga bila dapat berkerja di Kementrian luar negeri. Untuk memperingati tempat bersejarah dimulainya kantor kementerian luar negeri ini, setiap tanggal 17 Agustus departemen luar negeri akan memperingati acara di rumah tersebut. Dan sampai saat ini, rumah tersebut masih ditinggali oleh ahli waris dari keluarga Bapak Ahmad Supardjo.

8. Bioskop Megaria/Metropol
Bergerak lagi kami melanjutkan perjalanan virtual menuju ke arah Menteng. Disini ada bioskop legendaris yang bernama bioskop Metropol atau sering di sebut bioskop Megaria. Ini adalah bioskop pertama kali yang ada di Jakarta. Pada masa itu, bioskop ini menjadi salah satu tempat yang sering dikunjungi bapak Soekarno dan juga Chairil Anwar sebagai tempat refreshing .

Tak jauh dari Menteng ini ada sebuah taman yang sangat rapi sekali, yaitu taman Soeropati. Saat ini di taman ini sering di adakan acara - acara sosial. 

9. Museum Naskah Proklamasi
Perjalanan akhirnya sampai di jalan Imam Bonjol . Tentunya kita akan temui bangunan sejarah Museum Naskah Proklamasi.

Gedung Museum Naskah Proklamasi ini awalnya adalah sebuah bagunan rumah mewah. Di gedung inilah pada tanggal 16 Agustus 1945 Naskah Proklamasi dibuat. Yang dibuat oleh tiga serangkai yaitu Soekarno, M.Hatta dan Ahmad Supardjo.

Rumusan naskah proklamasi lalu diketik menggunakan mesin ketik oleh Sayuti Malik. Naskah proklamasi ini lalu ditanda tangani oleh Soekarno di atas sebuah piano yang kini masih ada didalam museum Naskah Proklamasi.

Beberapa hari menjelang hari kemerdekaan bapak Soekarno dan M.Hatta di culik oleh pemuda-pemuda, dibawa ke Rengas Dengklok. Dengan berwibawa bapak Ahmad Supardjo bersedia sebagai penjamin agar Soekarno dan M.Hatta dapat dikembalikan ke Jakarta.

Oh iya, saat kita ke arah belakang genung Museum ini, maka kita akan menemui sebuah bunker. Bunker ini kurang lebih kedalamannya ada 5 meter. Bunker ini dibangun oleh Laksamana Maida dengan maksud untuk menyimpan beberapa domumen penting pasca peralihan kemerdekaan Indonesia. 

Di Museum ini selalu membuat acara setiap tanggal 17 Agustus. Acaranya dimulai dari upacara bendera, adegan perjuangan dan juga pawai.

10. Rumah Bung Hatta
Sampailah kami dijalan Diponegoro no.56. inilah rumah wakil presiden pertama Republik Indonesia. Rumah Bung Hatta sampai dengan saat ini masih di tinggali oleh anak beliau, yaitu Mutia Hatta.

Dijalan Diponegoro ini banyak sekali kantor partai. Seperti kantor PDIP, PPP , Golkar yang ada di belakang setasiun Cikini, dan juga ada kantor partai Demokrat. 

11. Rumah Soekarno
Perjalanan virtual melaju ke jalan Pegangsaan. Di sini terdapat bekas bangunan rumah Soekarno. Dirumah inilah di jahit bendera pusaka merah putih oleh ibu Fatmawati istri dari Soekarno. Namun bangunan rumah ini di ratakan oleh Soekarno, dan sekarang dapat kita temui telah dibangun menjadi Monumen Tugu Proklamasi.

Dan betakhirlah perjalanan kami di jalan Proklamasi. Wah seru sekali ya, semua kita dapat melihat bangunan bersejarah tanpa kita lelah, karena perjalanan tour ini secara virtual. Namun informasi yang diberikan dalam setiap bangunan aang kami singgahi tersebut cukup lengkap dan informatif.

Saya menyadari ini bukan hanya sekedar tempat bersejarah biasa, karena tokoh yang pernah terlibat dalam sejarah di masa itu menjadikannya tempat dengan penuh kisah yang membangkitkan gairah perjuangan bangsa yang masih terasa hingga detik hari ini.

Lahir dan besar di Jakarta ternyata masih banyak tempat bersejarah penting dalam proses kemerdekaan Republik Indonesia yang belum saya singgahi. 

Semoga pandemi dapat segera berlalu, agar saya bisa datang dan menyaksikan secara langsung tempat bersejarah di Jakarta ini. Dan semoga saya semakin semangat dalam mengisi kemerdekaan dengan hal yang lebih bermanfaat.

Kutipan dari WR.Soepratman; "saya toh sudah beramal, berjuang dengan caraku, dengan biolaku. Saya yakin Indonesia pasti merdeka" .
.
#WisataKreatifISB
#indonesiamaju

Tidak ada komentar:

Posting Komentar