Senin, 31 Agustus 2020

Sejarah Masa kecil ku

Orang tua jaman dahulu selalu mengaitkan ikatan persaudaraan itu layaknya waralaba yang dapat kita temui dimana-mana. 

Aku ingat betul saat masih duduk di bangku SD, ketika itu orang tua mengajak mudik ke kampung halaman saat lebaran. Dan kebetulan memang sedang libur panjang. 

Perjalanan yang cukup panjang, mulai naik kapal laut sekitar 4 jam dari pelabuhan Merak turun di pelabuhan bakauheni lalu menyambung naik bis ke terminal Rajabasa yang memakan jarak tempuh 114,8 km dan disambung lagi berganti bis menuju terminal Kotabumi yang berjarak 103 km. Belum sampai disitu, kami harus naik angkot yang menuju ke kampung nenek yang masih berjarak 38 km dari Kotabumi. 

Itupun tak pasti ada angkotnya yang menuju ke kampung nenek, karena masih jarang nya angkot saat itu. Mungkin yang beroperasional hanya 2 atau 3 angkot saja untuk angkutan ke kampung-kampung yang jauh dari kota.

Dalam keadaan masih berpuasa dengan tubuh lelah, haus, lapar dan juga mengantuk ya maklumi saja untuk ukuran tubuh anak kecil yang berusia kelas 2 SD tentulah perjalanan ini sangat menguras tenaga. Namun rasa rindu dengan segala macam makanan suguhan khas di kampung nenek mematahkan rasa lelahku yang justru sangat bergairah setiap kali diajak ayah dan ibu mudik ke kampung nenek.

Sepanjang jalan, antara lelah dan kantuk masih dapat ku dengar ayah mengobrol dengan beberapa orang, begitu juga dengan ibu. Aku sudah bisa menebak, pasti ayah dan ibu kenal baik dengan mereka, karena dalam obrolan nya sangat seru sekali kadang diselingi dengan gelak tawa dan juga berbicara dalam bahasa daerah Lampung. 

Kadang masih dapat kumengerti arti dari bahasa yang dipakai ayah dan ibu dalam perbincangan mereka, namun ada beberapa kata yang aku belum mengerti artinya.

Saat itu aku tak habis pikir ya, kenapa ayah dan ibu sering sekali mengobrol dengan orang yang aku tau saat itu sepertinya baru dikenal. Namun ternyata dugaan ku salah. Justru ayah dan ibu sudah mengenal mereka.

Pertanyaan ku muncul lagi? Jadi sepanjang jalan dari pelabuhan Bakauheni sampai dengan naik angkot ke rumah nenek apakah ayah dan ibu memang kenal dengan orang yang mereka ajak berbincang? Sebanyak itukah mereka kenal? 


Sejarah Mengubah Hidup Seseorang

Aku sangat bersyukur dilahirkan dari keluarga yang sangat ketat aturan dalam jam malam, belajar, bergaul dan juga beribadah. Semua didikan ayah dan ibu yang mungkin tergolong keras karena keduanya dari sumatera membuat kami anak-anaknya dapat lebih teratur dalam kehidupan kami selanjutnya.

Dan ini memang benar aku rasakan dampaknya. Semua didikan ayah dan ibu sungguh sangat membekas dan berguna dalam kehidupan ku hingga saat ini. 

Siapa bilang punya ayah galak itu gak enak? Aku sih merasa nyaman aja ya. Karena dimataku sosok ayah adalah laki-laki pendamping ibu yang sangat bertanggung jawab kepada keluarga.

Kami ada 6 bersaudara, aku adalah anak yang paling terakhir. Dari semua anak ayah dan ibu, akulah satu-satunya anak yang paling banyak mendapatkan cerita tentang kehidupan masa lalu ayah dan ibu. 

Sepertinya memang kesukaanku mendengarkan cerita mereka, dan sepertinya mereka pun lebih senang bercerita kepadaku, mungkin karena aku sangat menikmati sekali setiap deretan cerita yang ayah dan ibu sampaikan dengan banyak pertanyaan di setiap jeda dalam cerita. 

Ayah bercerita, saat dahulu ayah telah ditinggal mati bapaknya saat masih umur 5 tahun, sedangkan ayah masih punya adik bayi laki-laki yang masih berumur 6 bulan. Saat itu ibundanya ayah hanyalah seorang wanita biasa bukan dari keluarga mampu, malah bisa dikatakan dari keluarga yang sangat miskin. 

Ditambah pula ditinggal mati sang suami yang pencari nafkah tunggal dengan meninggalkan istri dan 5 anaknya yang masih kecil-kecil, dan ayah anak ke 4. Kakak ayah yang paling tertua sudah ikut bekerja bersama pemerintah Belanda di bagian bea cukai pelabuhan karena kebetulan kakak ayah termasuk pintar dalam bahasa Belanda dan berhitung. 

Kakak pertama ayah lah yang menjadi tulang punggung keluarga setelah bapak mereka meninggal dunia demi dapat menafkahi ibunya dan adik-adiknya

Ayah bercerita, kehidupan mereka sehari-hari sungguh sangat memprihatinkan. Apalagi saat itu masih di bawah pemerintahan Belanda. Semua hasil bumi di ambil paksa oleh Belanda tanpa rakyat dapat melawan.

Makan sehari-hari mereka sekeluarga mengandalkan singkong yang ibu mereka tanam di kebun dekat rumah. Sedangkan lauk-pauknya mereka mengandalkan memancing ikan di sungai dekat rumah.


Sejarah Saat Ayah dan Ibu bertemu

Suatu hari akhirnya aku bisa dapatkan jawaban dari pertanyaanku selama ini. Kenapa banyak sekali orang yang terasa asing bagiku namun ayah dan ibu sepertinya sangat mengenal mereka. Ternyata, orang-orang yang diajak berbincang oleh ayah dan ibu mereka memang mereka juga mengenal ayah dan ibu. Hmmm…. bagaimana bisa? lagi pula ayah dan ibu termasuk yang bukan jalani masa remaja di kampung, dikarenakan  selesai sekolah Pendidikan Guru Agama, ayah dan ibu pergi menuntut ilmu ke kota lain.

Ibu bercerita, saat lulus dari sekolah PGA kakak ayah yang tertua menyuruh ayah melanjutkan pendidikan ke Yogyakarta agar dapat mendapatkan sekolah kedinasan disana. Sedang ibu menuruti keinginan orang tua nya untuk melanjutkan sekolah kedinasan ke Palembang. Lama bertahun-tahun di kota orang. Sampai akhirnya, ayah dan ibu pulang ke kampung karena sudah dijodohkan oleh kedua orang tua mereka.

Pernikahan sederhana yang dilakukan secara adat yang mendatangkan banyak sanak family yang mereka tinggal jauh dari kampung seberang. Sampai selesai acara pernikahan, ayah mengajak ibu untuk mengadu nasib ke kota Jakarta. Dimana saat itu kota Jakarta adalah kota impian semua masyarakat di kampung untuk bisa bertandang dan tinggal di kota besar.


Sejarah Awal Kehidupan ayah dan ibu di Kota Jakarta

Hari demi hari memang terasa sulit sekali bagi ayah dan ibu memulai hidup di kota Jakarta. Tak semudah yang dibayangkan, bahwa apa yang diinginkan untuk bisa segera mendapatkan pekerjaan mapan dan kehidupan yang layak ternyata masih sangat jauh dari harapan.

Ayah dan ibu memilih tinggal mengontrak di daerah Setia Budi. Ayah bercerita, dahulu daerah Setia Budi masih termasuk daerah perkampungan yang ramai penduduknya. Rumah kontrakan kecil berukuran 3x4 meter, berarti tidur, makan, masak, ya disitu. Sedangkan untuk mandi harus ikut mengantri dengan tetangga kontrakan lainnya. 

Bermodalkan surat SK ibu yang sebelumnya sempat mengajar di kampung, akhirnya ibu bisa menjadi tenaga pengajar di sekolah SD. Dan ayah bermodalkan ijazah nya dapat di terima bekerja di salah satu Departemen Pemerintahan RI. 


Saat Anak Pertama Lahir

Ibu termasuk orang yang sangat hemat. Ibu masih menyempatkan untuk menabung dari penghasilan yang sedikit didapatkan ayah dan ibu selama bekerja setiap bulannya. 

Ayah bercerita, saat dulu ayah sering diminta pimpinan nya untuk mengambil alih tugas sebagai fotografer untuk acara2 yang ada di kantor tempat kerja ayah. Dan ayah dipercaya juga oleh pimpinan nya dalam perumusan konsep pidato atau laporan-laporan lainnya yang dibutuhkan pimpinan. Dari situ ayah sering dapatkan penghasilan tambahan. Dan dari situlah akhirnya dapat sedikit demi sedikit bisa "makan agak enak" istilah ayah dan ibu saat itu.

Ibu mulai mengandung kakak pertamaku. Kehidupan yang masih tergolong sulit bagi seorang ibu yang sedang hamil muda selalu punya keinginan macam-macam untuk dimakan dan harganya termasuk lumayan sangat mahal disaat itu.

Ayah bercerita, begitu besar rasa cinta ayah ke ibu, ayah sering diam-diam menjual satu persatu celana, baju kemeja bahkan sampai gesper untuk membelikan makanan yang ibu idamkan. 

Tentu ibu tidak tahu. Dan ayah sangat senang kala melihat bahagia ibu memakan makanan yang sangat di idamkan.


Kesulitan tak hanya sampai disitu

Saat tiba waktunya untuk melahirkan ayah segera membawa ibu ke Klinik terdekat. Alhamdulillah lahirlah bayi sehat yang berjenis laki-laki. Ayah dan ibu sungguh sangat bahagia. 

Namun ayah dan ibu bingung dengan tagihan dari klinik untuk pembayaran jasa proses melahirkan. Dengan rasa was-was ibu meminta ayah mungkin mencari pinjaman ke tetangga atau ke saudara yang ada tinggal di Jakarta. Namun tidak bagi ayah. Ayah punya prinsip tidak akan pernah meminta tolong uang ke saudara atau kerabat apalagi untuk urusan istri melahirkan seperti ini. 

Hari yang dinanti tiba, saat ibu dan bayinya sudah diperbolehkan pulang dari klinik, namun ayah belum juga menjemput datang ke klinik. Ibu bercerita, saat itu ibu sangat was-was menanti kedatangan ayah sambil duduk di dekat pintu keluar klinik dan menggendong kakak laki-laki ku yang masih berumur satu hari. Tas persalinan dan beberapa baju kotor sudah rapi dan siap diangkut berjejer dekat kaki ibu. Namun berjam-jam ayah tak kunjung datang.


Usaha Ayah Untuk Dapatkan Uang Persalinan

Disaat yang sama, ayah masih dalam perjalanan pulang ke kontrakan sambil terus berpikir harus dari mana untuk bisa mendapatkan uang demi menebus istri dan anak pulang dari klinik bersalin, sedangkan uang simpanan pun tak cukup bila harus membayar total tagihan.

Sesampai di kontrakan ,akhirnya ayah kembali lagi mengambil beberapa baju, celana dan juga kain lepas ibu. Ayah jalan kaki dari Setia Budi menuju Tanah Abang sebagai pusat belanja yang paling ramai saat itu. Tujuan ayah adalah akan menjual beberapa baju, celana bahan dan juga kain lepas ibu agar uangnya nanti dapat dipakai menebus kepulangan ibu dan anak mereka dari klinik bersalin.

Yang ayah harapkan tak semulus harapan. Di Tanah Abang penawaran nya sangat rendah. Dengan begitu cepat ayah putuskan untuk melanjutkan ikhtiar pergi ke pasar Senen. Masih berjalan kaki, dari Tanah Abang ke Pasar Senen demi istri dan anaknya, lelah kaki, terik panas matahari, juga menahan haus dan lapar tak peduli. 

Akhirnya perjuangan ayah membuahkan hasil. Semua yang dibawa ayah terjual. Kembali berjalan kaki dari Pasar Senen balik menuju Klinik Bersalin di Setia Budi.

Semangat kaki ayah memburu untuk segera sampai menjemput pujaan hati beserta anak pertama mereka. 

Ibu masih setia menunggu dekat pintu keluar klinik sambil menggendong bayinya. Sambil terus bersholawat menanti kedatangan ayah. Sampai pada akhirnya, terlihat badan tegap diujung jalan sambil berjalan agak setengah berlari semakin mendekat ke arah ibu.

Ayah datang, dan ibu sangat bahagia. Senyum melebar ibu serta derai tangis haru tak kuasa ibu membendungnya. Ayah datang dengan senyum merekah menandakan perjuangan nya ada hasilnya.

Segera ayah selesaikan semua surat menyurat untuk pelunasan bersalin ibu. Lalu ayah memanggil tukang becak untuk membawa ibu dan anaknya pulang ke rumah. Karena tubuh ibu masih gemuk dan bawaan tasnya juga banyak, jadilah becak tak muat bila ayah harus ikut naik becak. Dan ayah memilih jalan kaki untuk pulang ke rumah. 


Masa Sulit Menjadi Pelajaran Yang Sangat Berharga 

Tibalah suatu hari karena penilaian kinerja ayah diangkat jabatan nya di kantor. Dan itulah awal yang akhirnya mengubah kehidupan kami selanjutnya.

Ayah mengajak ibu dan kakak laki-laki ku pindah ke kontrakan yang lebih baik. Dengan memulai kehidupan yang lebih baik pula. 

Satu persatu anak terlahir di tempat kontrakan yang baru. Sampai akhirnya ayah bisa membeli rumah yang di kontraknya. Dan sampai lahirlah aku sebagai anak terakhir. 

Kehidupan ayah dan ibu semakin baik. Akhirnya ayah bisa mengajak kami pindah ke sebuah perumahan Perumnas di daerah Jakarta Timur. Alhamdulillah kami mendapatkan ayah dan ibu dengan baik. Kami diajarkan cara hidup sederhana, teratur dan penuh semangat.

Dan kini, semua ajaran ayah dan ibu masih aku terapkan ke anak-anak ku. Walau memang sedikit ada pengembangan karena mengikuti jaman nya. Namun prinsip tetap sama. Utamakan kesederhanaan, rajin menabung, selalu bersemangat ,optimis dan pantang menyerah dan yang paling terpenting adalah kuatkan iman.

Semua dapat kita raih, semua dapat kita jalani asalkan kita yakin dan semangat dalam menjalaninya. 

Kehidupan masa lalu dan kisah ayah dan ibu merupakan inspirasi bagiku. Sangat memotivasi aku untuk bisa meraih apa yang menjadi cita-cita. Jadi itulah sejarah perjalanan hidup ayah dan ibu. 

Karena sejarah merupakan alat pemersatu. Dan dengan sejarah kita bisa saling menyanyangi satu sama lain. 

Begitu juga apa yang dikatakan kang Asep Kambali saat menjadi pembicara di IG Live tempo hari. Beliau katakan bahwa kemerdekaan diraih dari perjuangan bersama.

Ayah dan ibu telah mendapatkan kemerdekaan mereka hasil dari perjuangan bersama. Semoga ayah dan ibu selalu tenang di alam sana. Al Fatihah.

Rabu, 19 Agustus 2020

Siapkah Konten Kreator untuk lebih bijak dalam membuat konten?

Meningkatnya penggunaan internet dan media sosial serta arus informasi yang dapat diterima dari berbagai media membuat kita sebagai pemberi dan penerima informasi ikut terlibat langsung dan harus bertanggung jawab secara moril dengan apa yang terjadi akibat dampak bebasnya informasi yang mengalir deras dari berbagai media sosial.

Berangkat dari permasalahan tersebut, banyak para konten kreator berinisiatif untuk memberikan edukasi kepada masyarakat dalam menghadapi permasalahan gelombang informasi lewat media sosial.

Acara kelas zoom bersama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang diadakan tanggal 14 Agustus 2020 dengan tema "Mengisi Kemerdekaan dengan Postingan Positif" ini sangat luar biasa.  Diisi oleh 3 narasumber yang sudah piawai di bidangnya masing-masing.

Membahas tentang literasi media digital yang kini cenderung masih kurang perhatiannya masyarakat kita dalam hal rambu-rambu dalam bersosial media sebelum mempostingnya sebagai sebuah konten. Ini dikarenakan adanya kebebasan dalam bersosial media tanpa disaring terlebih dahulu karena banyak pengguna media sosial yang belum paham arti literasi media digital.

Semangat kemerdekaan saat ini dapat terlihat dalam banyak cara. Begitu pula kita dalam kemerdekaan berinternet dan bersosial media. Sadarkah kita bahwa saat kita sudah bersentuhan dengan media sosial disitulah kita sudah menjadi bagian konten kreator.

Dikatakan sebagai konten kreator bukan hanya sebagai pembuat kontennya saja namun juga saat kita merespon dengan komentar atau memposting ulang konten orang lain disertai tambahan judul atau komentar yang tidak sesuai dengan literasi digital disitulah sering menjadi senjata makan tuan bagi orang yang mempostingnya.

Atau bisa pula dengan orang lain yang ikut berkomentar atau merespon sebuah konten secara berlebihan sehingga berdampak negatif bagi si pembuat konten ataupun si komentator itu sendiri.

Bagaimana membuat konten yang keren menurut Mbak Amy Kamila

Perilaku bersosial media masyarakat kita saat ini beragam, ada yang cenderung bertujuan ingin kontennya dapat segera viral, tanpa pertimbangan literasi digital, manfaat serta efek dari konten yang dibuatnya. Namun ada pula konten kreator yang masih berprinsip untuk dapat membuat konten yang bermanfaat bagi orang banyak.

Menurut pendapat Mbak Amy Kamila, dengan membuat konten menjadikan manusia terhubung dengan sebuah karya. Dan karya merupakan keterikatan dengan waktu, sejarah, perilaku.

Sebuah konten dikatakan keren apabila konten tersebut dibuat dengan kreatif , dapat bermakna dan dapat menginspirasi perilaku positif. Dan konten dapat menjadi viral itu adalah bonus. Jadi tujuan kita dalam membuat konten jangan sampai terbalik, kita harus tetap menomorsatukan manfaat dari konten yang kita buat.

Langkah-langkah membuat konten:

1. Menentukan alasan

Alasan apa yang mendorong kita membuat konten. Ini sama seperti kita dalam membuat tujuan, apa saja yang akan kita targetkan dalam membuat konten.

Apakah kita hanya fokus agar konten yang kita buat dapat cepat viral tanpa ada maknanya? Atau kita tetap punya prinsip agar konten yang kita bagikan dapat bermanfaat bagi orang banyak. Nah disinilah kita harus memilah lagi alasan dan tujuan kita dalam membuat konten.

2. Menuangkan ide

Poin penting yang disampaikan Mbak Amy adalah “Ide tanpa dimulai akan tetap menjadi ide bukan karya.”

Dalam Teori psikologi, manusia cenderung untuk mengevaluasi, itulah kenapa dalam hidup pasti selalu ditemui adanya revisi.

Buatlah konten dengan dasar ide yang paling sederhana tentang berbagai hal yang ada disekeliling  dalam keseharian kita. Ide yang kita sudah dapatkan lalu kita kembangkan dengan pertimbangan norma yang ada, pastikan bahwa konten yang kita akan buat dapat bermanfaat bagi orang lain dan membawa dampak positif.

3. Alur

Menumbuhkan rasa tanggung jawab pada konten yang kita buat, itulah gunanya saring sebelum sharing. Alur konten harus dapat memudahkan orang lain menjadi paham dengan maksud dan tujuan konten yang kita buat.

4. Media 

Dalam menuangkan ide menjadi sebuah konten kita membutuhkan media, bisa dalam bentuk blog atau tulisan, video ataupun gambar. Berbeda kontennya pasti berbeda pula medianya, apakah kita memilih menuangkannya lewat blog, media sosial, Youtube atau televisi.


Menurut mbak Ani Berta; Perjuangan kita saat ini bukan perang dengan senjata, tapi kita sedang berjuang di era social media

Saya setuju sekali dengan pendapat ini. Begitu banyaknya arus informasi yang kita terima dari banyaknya media sosial yang ada, menuntut kita untuk bisa memilih dan memilah informasi dan konten seperti apa yang dapat kita pakai sebagai acuan kebenaran agar terhindar dari hoax. Inilah yang disebut dengan perang melawan hoax.

Bayangkan, satu orang saja sudah bisa tergabung dalam beberapa grup di dalam media aplikasi WhatsApp. Berapa banyak informasi yang diterima dalam satu harinya dengan berbagai macam konten.

Sebagai pribadi yang sadar akan pentingnya  keakuratan informasi yang didapat haruslah kita dapat menyikapinya dengan bijak. Kita kawal informasi dengan kemampuan kita.

Apa saja yang bisa kita lakukan? yaitu dengan tidak memposting ulang dan membagikannya kembali ke orang lain atau bahkan kita jadikan konten tanpa kita cari tahu dahulu informasi tersebut memang sudah terbukti benar atau keliru.

Mungkin sudah banyak kita temui teman kita bahkan family kita sendiri melakukan tindakan memposting ulang berita hoax dan sejenisnya tanpa mencari tahu dahulu kebenaran dari informasi tersebut. 

Tentunya kita tidak dapat mengendalikan tindakan orang lain, namun kita masih bisa mengambil tindakan dengan memberikan informasi yang dengan mencantumkan link klarifikasi sanggahan dari media yang kredibel bahwa informasi tersebut adalah kategori hoax.

Atau paling tidak tindakan yang bisa kita ambil adalah tidak ikut menyebarkan informasi hoax tersebut. Cari tahu dahulu kebenaran informasinya dengan cara mengumpulkan data dan informasi yang valid sehingga dapat mendukung kebenaran informasi tersebut.

Pendukung untuk keakuratannya bisa kita dapatkan dari berbagai media mainstream yang berkualitas, agar kita tidak masuk juga dalam kategori penyebar hoax dan merespon terlalu cepat informasi tersebut.

Lalu ada amunisi edukasi. Lakukan edukasi kepada teman-teman kita di media sosial dengan karakter personal branding diri kita sendiri. Membiasakan diri kita untuk menguatkan konten personal dengan memposting konten yang positif, penuh semangat, motivasi dan menghindari perdebatan. Buatlah konten yang bermanfaat dan dapat dipertanggung jawabkan.

Konten personal yang kita buat memiliki kekuatan yang terkadang tidak ada dimiliki oleh media resmi. Lalu bagaimana caranya membuat konten yang memberikan vibes positif atau pengaruh yang positif? Ini dapat kita lakukan dengan cara membuat konten yang lebih disukai seperti misalnya menyemangati, memotivasi dan juga menghindari perdebatan.

Gunakanlah akun media sosial yang kita miliki untuk saling berbagi macam wawasan, atau bisa juga seperti tutorial, berbagi resep, refleksi ilmu dan bisa juga misalnya berbagi inspirasi tentang tokoh.

Media sosial yang kita miliki dapat menjadi corong informasi, yaitu :

  1. Bagi pemerintah : terkait regulasi, program dan pengumuman penting

  2. Bagi warga : menjadi jembatan bagi pihak yang berkepentingan

  3. Aspirasi diri : dengan media sosial yang dimiliki bisa sumbang saran dan kontribusi


Kita saat ini darurat literasi, seperti kata Kang Maman

Masih minimnya kesadaran di masyarakat kita dalam hal literasi. Minat atau hobi membaca di masyarakat kita masih rendah dibandingkan dengan negara lain. 

Di era yang serba digital saat ini kita dituntut untuk dapat dewasa secara literasi. Ini dimaknai dengan banyaknya informasi yang saat ini kita terima jangan sampai membuat kita ikut terlibat dalam penyebaran ujaran kebencian. Usahakan untuk bijak dalam menyaring semua informasi yang didapat.

Selalu perhatikan 5W 1H. Apa peristiwanya? Siapa yang berbicara? Mengapa bisa terjadi peristiwa itu? Kapan terjadinya peristiwa itu? Di mana terjadinya peristiwa itu? Dan bagaimana caranya peristiwa itu dapat terjadi?

Apa tujuan kita membuat postingan tersebut? Pastikan untuk selalu verifikasi informasi yang kita dapat, apakah telah memenuhi unsur 3 B? benar, baik, dan bermanfaat?


Rumusan Kang Maman tentang 5R: 

1. Iq(R)a (membaca). Penulis yang baik suka membaca. Penulis yang baik suka membaca berulang-ulang. 

Sebagai konten kreator tentulah kita diharuskan untuk berhati-hati dalam membuat suatu konten. Selalu upayakan untuk membuat konten yang dapat berdampak positif. 

Dalam membuat konten diperlukan pemikiran yang luas agar konten yang kita buat dapat berguna bagi orang lain. 

Lalu bagaimana cara kita agar dapat menambah wawasan? Banyak hal yang dapat kita lakukan untuk menambah wawasan kita, bisa dengan banyak menonton berita, menonton atau menghadiri talkshow yang di isi oleh bara sumber yang berkompeten, dan juga banyak membaca buku, literasi ,makalah dan sebagainya yang dapat dijadikan sumber menambah wawasan. 

2. (R)iset. Indonesia risetnya masih lemah, berbicara tentang data, baru fakta, blogger yang baik juga harus melakukan riset. Harus ada kesesuaian antara data dan fakta. Pastikan bahwa sudah sesuai dengan kenyataan bukan sekedar pernyataan. Seorang penulis dalam membuat suatu konten haruslah berdasarkan data yang akurat. Sehingga apa yang kita sampaikan dapat dipertanggung jawabkan.

3. (R)eliable. Tingkat kesalahan harus mendekati nol. Melihat secara menyeluruh. Karena dengan salah penulisan juga akan salah dalam penyampaian. 

Nah ini juga termasuk dalam membaca ulang apa saja yang sudah kita tulis dalam sebuah konten sebelum kita publish keluar. Apakah sudah benar setiap katanya sesuai KBBI dan juga etika dalam bermedsos.

4. (R)eflecting. Memperkaya sudut pandang.  Melihat secara keseluruhan. Dapat menerima perbedaan, karena beragam itu anugerah. Sebagai penulis yang baik, tentulah dapat memberikan pengaruh atau dampak yang positif bagi orang lain. Termasuk dalam menyampaikan pemikiran, sudut pandang yang mungkin berbeda dengan orang lain. Kita harus menghindari perdebatan, karena tujuan kita harus tetap dapat membuat dampak ynag positif. Hormati perbedaan. 

5.  W(R)ite: Menulis. Tuangkan ide dalam bentuk tulisan. Indonesia butuh penulis. Dengan membiasakan diri kita menulis maka akan terbentuk pola pikiran kita yang lebih terstruktur. 

Setiap kali kita mendapatkan ide untuk sebuah konten, kita bisa langsung membuat nya dalam bentuk outline atau draft  bila memang waktunya belum bisa di jadwalkan dalam waktu dekat untuk menyelesaikan tulisannya. 

Sehingga pada saat kita sudah siapkan waktu khusus untuk melanjutkan tulisan, kita hanya perlu membuka draft yang sudah ada tulisan kita, lalu menyelesaikan nya dalam waktu yang sudah kita tentukan sendiri.

Kita harus cerdas dalam hal literasi baca tulis, numerik, financial, budaya, keluarga, dan digital. Kenapa sangat penting untuk cerdas dalam literasi digital? sebab saat ini kita memang hidup di era digital. 

Perlu diingat untuk selalu terapkan 4K; komunikasi, kolaborasi, kreativitas, kreatif berpikir (asal kata dari kata critical thinking, yang artinya berpikir kritis).

Saat ide datang, segera tuangkan dalam tulisan jangan pernah menundanya. Teruslah berkarya dengan membuat konten yang bermanfaat dan berdampak positif. 

Semangat!



Selasa, 18 Agustus 2020

Wisata Virtual ke Tempat Bersejarah di Jakarta

Malam Minggu kali ini sangat berbeda dari biasanya, sangat istimewa karena saya diajak menjelajah ke beberapa tempat bersejarah di kota Jakarta bersama @wisatakreatifjakarta

Walau secara virtual dan masih diam #RumahAja namun penjelajahan ke beberapa tempat bersejarah yang dipandu hebat oleh tour guide @creative_traveler sungguh sangat berkesan.

Saya merasa benar-benar terbawa dalam suasana seolah memang hadir nyata ada ditempat yang dituju. Ini membuat saya semakin exited mengikuti tour virtual ini.  

Saat satu persatu tempat bersejarah di Jakarta kami kunjungi, terasa kental memori yang tersimpan di dalamnya, menyimpan kisah abadi dengan para tokoh yang pernah terlibat di dalam sejarah pada masa itu.

Perjalanan virtual ini terbilang paket lengkap, karena selain kami dikenalkan dengan beberapa tempat bersejarah di Jakarta juga di berikan informasi lengkap tentang latar belakang kisah tempat tersebut, asal muasalnya dan juga kegunaan bangunan tersebut sebelum menjadi tempat bersejarah.


1. Gedung Sumpah Pemuda
Perjalanan virtual dimulai dari jalan Kramat Raya. Kami mengunjungi Gedung Sumpah Pemuda. Gedung Sumpah Pemuda yang hingga kini kita ketahui ternyata dahulunya adalah bangunan kost-kostan yang di pakai para mahasiswa kedokteran pribumi yang memang mereka menuntut ilmu kedokteran di Sekolah yang didirikan oleh Belanda. 

Para mahasiswa kedokteran ini sering sekali mengadakan aktifitas politik di gedung ini, seperti misalnya diskusi politik, menyusun startegi politik dan sebagainya.

Sampailah pada suatu saat diadakan nya kongres pemuda yang akhirnya dibacakannya Sumpah Pemuda. Dan ditempat ini pula pertama kalinya lagu Indonesia Raya dinyanyikan oelh WR.Soepratman. 

Gedung Sumpah Pemuda ini dapat di kunjungi untuk umum dengan tarif tiket cukup Rp.2000,- saja. Fasilitas digital didalam gedung ini juga sudah mendukung sebagai alat petunjuk informasi yang dibutuhkan bagi pengunjung.

Gedung Sumpah Pemuda ini sarat dengan Sumpah Pemuda yang pertama kalinya dinyanyikan lagu Indonesia Raya. Dan tentang lagu Indonesia Raya tentu tak luput tentang kisah penulis dari lagu tersebut, yaitu WR.Soepratman. 

Begitu menariknya kisah tentang WR.Soepratman ini, sampai ada sutradara yang membuat film khusus tentang kisah hidup WR.Soepratman. Perjalanan karirnya ddidalam dunia musik sudah sangat piawai dimasa itu, beliau sudah sering mendapatkan undangan untuk pentas musik dengan alat biolanya. 

Berawal dari masa kecilnya WR.Soepratman ini mengikuti om nya untuk ikut ke Makassar. Sampai akhirnya beliau pindah ke Bandung dan memilih menjadi seorang wartawan karena mulai ada rasa ketertarikannya pada dunia politik. Terlebih beliau juga sangat tertarik dengan perjuangan Soekarno. 

Sebagai seorang seniman, WR.Soepratman tak pernah main-main dalam menciptakan sebuah lagu. Beliau selalu terbiasa shalat istikharah terlebih dahulu setiap kali menciptakan lagu-lagu perjuangan.

Ketika WR.Soepratman pindah ke Jakarta , barulah beliau mulai berkumpul dengan para pemuda yang ada di gedung Sumpah Pemuda untuk ikut terlibat dalam diskusi politik dengan para pemuda lainnya, hingga menjadi bagian sejarah saat beliau menciptakan lagu Indonesia Raya dan dinyanyikan pertama kalinya di Gedung Sumpah Pemuda ini.

Yang uniknya adalah, beliau sudah menciptakan lagu Indonesia Raya di tahun 1928, artinya ada rentang waktu 7 tahun sebelum hari kemerdekaan Republik Indonesia di tahun 1945. Pada tanggal 17 Agustus 1938 beliau meninggal dunia. 

Kutipan dari WR.Soepratman; "saya toh sudah beramal, berjuang dengan caraku, dengan biolaku. Saya yakin Indonesia pasti merdeka" .

2. Gedung Pancasila
Selesai dari Gedung Sumpah Pemuda tadi, kita melewati Jalan Kwitang yang dikenal dengan jalan Buku bekas menuju Gedung Pancasila yang ada di jalan Pejambon. 

Sepanjang jalan Kwitang memang banyak sekali pilihan toko yang menjual buku-buku, tidak hanya yang bekas saja, namun juga buku yang baru juga ada dijual disana. Dan karena banyaknya pedangan buku di jalan Kwitang ini menjadikan jalan ini sangat terkenal dan menjadi yang terbesar sebagai area penjualanan buku terbesar di Asia Tenggara.

Di jalan Kwitang ini juga ada tempat pembelian Es krim legendaris yang sudah berdiri dari tahun 1939, bernama Es Krim Baltik. Tempat Es Krim ini termasuk tempat favoritnya Presiden Soekarno. 
.
Ketika perjalanan virtual kita sudah sampai di Gedung Pancasila, Mbak Ira sebagai tour guide kami menginfokan asal muasal tentang Gedung Pancasila ini. Awalnya Gedung Pancasila ini berfungsi untuk berkumpulnya rakyat, Voksard/Dewan Rakyat dan juga BPUPKI.

Pada masa itu anggota dewan ynag tergabung dalam Dewan Rakyat semuanya adalah orang Belanda, namun ada satu-satunya orang pribumi yang dipercaya dan dapat bergabung menjadi Dewan Rakyat, ia adalah Bapak Husni Thamrin.

Bapak Husni Thamrin adalah seorang Betawi Asli yang selalu gigih menyuarakan kepentingan rakyat. Dan beliau pula yang memperjuangkan air bersih untuk rakyat, yang sampai dengan hari ini kita mengenalnya dengan Perusahan Air Minum atau disingkat PAM.

Di Gedung Pancasila inilah terukir sejarah ditetapkannya hari Pancasila. Dan di dalam gedung inilah juga adanya pidato Soekarno selama 1 jam yang membahas tentang dasar Pancasila, beliau berpidato tanpa menggunakan text, sungguh luar biasa ditambah dengan kharisma beliau yang selalu dapat mencuri hati setiap yang mendengarkan pidato beliau.

3. Gereja Imanuel
Perjalanan kita melaju ke jalan Cikini, di jalan ini ada Gereja Immanuel yang memiliki tampilan gedung baik didalam maupun diluar gedungnya dengan sangat indahnya. Sehingga menjadikan Gereja Immanuel ini sering dijadikan tempat untuk shooting. Dan di Gereja Inilah satu-satunya Gereja yang acara Misanya masih dalam bahasa Belanda. 


4. Museum Juang 45
Menyisir lagi melanjutkan perjalanan menuju Museum Juang 45, kami melewati jalan Menteng Raya. Di jalan Menteng Raya ini ada Gedung Kementerian Pertahanan.

Museum Juang 45 dahulunya pada jaman Belanda adalah sebuah bangunan hotel. Namun para pemuda akhirnya sering menjadikan tempat ini sebagai tempat berkumpul untu membahas politik bersama dengan pemerintah Jepang.

Salah satu pemuda yang aktif dalam perkumpulan ini adalah Chairil Anwar, sang pujangga dengan puisi-puisi nya yang indah. 

Setelah bangunan ini dijadikan sebagai Museum Juang 45, kita dapat melihat banyaknya benda bersejarah didalamnya. Salah satu benda bersejarah yang ada didalam Museum Juang 45 ini adalah tandu, iyalah tandu yang sering dipakai Jendral Soedirman dalam setiap perjalanannya dalam memimpin perang dimasa dahulu.

Melihat agak ke belakang gedung Museum, kita akan temukan adanya showroom mobil yang menampilkan koleksi mobil Presiden Soekarno dan wakilnya. Pastinya ada mobil dengan nomor polisi R-1 dan R-2, dan juga termasuk ada display mobil milik Soekarno yang memiliki kisah yaitu mobil tersebut pernah dipakai beliau pada saat adanya percobaan pembunuhan kepada beliau yang dilakukan orang yang tidak dikenal, dan persitiwa tersebut terjadi saat beliau ada di daerah Cikini. 

5. Toko roti Tek Tjek Tjoan
Perjalanan dilanjutkan ke Cikini raya. Ada sebuah rumah mewah milih pengusaha Hasyim. Karena begitu mewahnya rumah ini pernah dipakai sebagai tempat shooting film Catatan si Boy.

6. Hotel Cikini
Terus melaju ke jalan Ismail Marzuki, kita akan bertemu dengan hotel Cikini. Menariknya di dekat hotel ini ada restoran Es Krim legendaris, yaitu Toko Tjan Tjan yang kini bernama Toko Tjan Nang. Didalam hotel Cikini ini kita dapat mencoba es krim legendaris tersebut, display Frozen es krim ada dibagian resepsionis. Dan untuk soal harga es krim sepertinya termasuk terjagkau dengan rasa es krim yang sudah pasti lezatnya ini.

Masih menyusuri jalan Cikini. Ada sekolah Percik (Perguruan Cikini), ini adalah tempat salah satu anak Soekarno bersekolah dan di tempat inilah pernah terjadinya percobaan pembunuhan terhadap Beliau.

7. Rumah bapak Ahmad Supardjo
Lalu saat kita melihat diseberangnya, akan terlihat sebuah bangunan rumah jadul. Ini adalah rumah milik Bapak Ahmad Supardjo yang merupakan menteri luar negeri yang pertama kali di Indonesia. Beliau juga termasuk dalam 3 serangkai yang merumuskan naskah proklamasi.

Dan di dalam rumah beliau itulah pertama kali dibuat untuk kantor kementrian luar negeri, yang memakai salah satu ruang kerja Bapak Ahmad Supardjo sendiri .

Hingga saat ini, sebagian orang merasa sangat bangga bila dapat berkerja di Kementrian luar negeri. Untuk memperingati tempat bersejarah dimulainya kantor kementerian luar negeri ini, setiap tanggal 17 Agustus departemen luar negeri akan memperingati acara di rumah tersebut. Dan sampai saat ini, rumah tersebut masih ditinggali oleh ahli waris dari keluarga Bapak Ahmad Supardjo.

8. Bioskop Megaria/Metropol
Bergerak lagi kami melanjutkan perjalanan virtual menuju ke arah Menteng. Disini ada bioskop legendaris yang bernama bioskop Metropol atau sering di sebut bioskop Megaria. Ini adalah bioskop pertama kali yang ada di Jakarta. Pada masa itu, bioskop ini menjadi salah satu tempat yang sering dikunjungi bapak Soekarno dan juga Chairil Anwar sebagai tempat refreshing .

Tak jauh dari Menteng ini ada sebuah taman yang sangat rapi sekali, yaitu taman Soeropati. Saat ini di taman ini sering di adakan acara - acara sosial. 

9. Museum Naskah Proklamasi
Perjalanan akhirnya sampai di jalan Imam Bonjol . Tentunya kita akan temui bangunan sejarah Museum Naskah Proklamasi.

Gedung Museum Naskah Proklamasi ini awalnya adalah sebuah bagunan rumah mewah. Di gedung inilah pada tanggal 16 Agustus 1945 Naskah Proklamasi dibuat. Yang dibuat oleh tiga serangkai yaitu Soekarno, M.Hatta dan Ahmad Supardjo.

Rumusan naskah proklamasi lalu diketik menggunakan mesin ketik oleh Sayuti Malik. Naskah proklamasi ini lalu ditanda tangani oleh Soekarno di atas sebuah piano yang kini masih ada didalam museum Naskah Proklamasi.

Beberapa hari menjelang hari kemerdekaan bapak Soekarno dan M.Hatta di culik oleh pemuda-pemuda, dibawa ke Rengas Dengklok. Dengan berwibawa bapak Ahmad Supardjo bersedia sebagai penjamin agar Soekarno dan M.Hatta dapat dikembalikan ke Jakarta.

Oh iya, saat kita ke arah belakang genung Museum ini, maka kita akan menemui sebuah bunker. Bunker ini kurang lebih kedalamannya ada 5 meter. Bunker ini dibangun oleh Laksamana Maida dengan maksud untuk menyimpan beberapa domumen penting pasca peralihan kemerdekaan Indonesia. 

Di Museum ini selalu membuat acara setiap tanggal 17 Agustus. Acaranya dimulai dari upacara bendera, adegan perjuangan dan juga pawai.

10. Rumah Bung Hatta
Sampailah kami dijalan Diponegoro no.56. inilah rumah wakil presiden pertama Republik Indonesia. Rumah Bung Hatta sampai dengan saat ini masih di tinggali oleh anak beliau, yaitu Mutia Hatta.

Dijalan Diponegoro ini banyak sekali kantor partai. Seperti kantor PDIP, PPP , Golkar yang ada di belakang setasiun Cikini, dan juga ada kantor partai Demokrat. 

11. Rumah Soekarno
Perjalanan virtual melaju ke jalan Pegangsaan. Di sini terdapat bekas bangunan rumah Soekarno. Dirumah inilah di jahit bendera pusaka merah putih oleh ibu Fatmawati istri dari Soekarno. Namun bangunan rumah ini di ratakan oleh Soekarno, dan sekarang dapat kita temui telah dibangun menjadi Monumen Tugu Proklamasi.

Dan betakhirlah perjalanan kami di jalan Proklamasi. Wah seru sekali ya, semua kita dapat melihat bangunan bersejarah tanpa kita lelah, karena perjalanan tour ini secara virtual. Namun informasi yang diberikan dalam setiap bangunan aang kami singgahi tersebut cukup lengkap dan informatif.

Saya menyadari ini bukan hanya sekedar tempat bersejarah biasa, karena tokoh yang pernah terlibat dalam sejarah di masa itu menjadikannya tempat dengan penuh kisah yang membangkitkan gairah perjuangan bangsa yang masih terasa hingga detik hari ini.

Lahir dan besar di Jakarta ternyata masih banyak tempat bersejarah penting dalam proses kemerdekaan Republik Indonesia yang belum saya singgahi. 

Semoga pandemi dapat segera berlalu, agar saya bisa datang dan menyaksikan secara langsung tempat bersejarah di Jakarta ini. Dan semoga saya semakin semangat dalam mengisi kemerdekaan dengan hal yang lebih bermanfaat.

Kutipan dari WR.Soepratman; "saya toh sudah beramal, berjuang dengan caraku, dengan biolaku. Saya yakin Indonesia pasti merdeka" .
.
#WisataKreatifISB
#indonesiamaju

Senin, 17 Agustus 2020

Bolu dari Kulit Jeruk Sunkist

Hari ini saya akan share bahan dasar Cake Kulit Jeruk Sunkist,,,,

Kok pakai kulit jeruk sih? Memangnya bisa? Gak pahit tuh?

Nah aku mau kasih tahu nih cara membuat bolu yang rasa jeruk, disini kita tidak pakai jeruknya ya tapi yang kita pakai justru  kulit jeruknya.

Baiklah, tidak usah berlama-lama lagi, yuk aku mau bahas gimana sih ceritanya kok bikin bolu pakai kulit jeruk.

Seperti kita ketahui bahwa selain banyak manfaat vitamin yang ada dalam jeruk sunkist ternyata banyak juga vitamin pada kulitnya. 
.
Wow... Ada yang tahukah vitamin apa yang ada pada kulit jeruk sunkist??? ternyata menurut penelitian para ahli gizi, kulit jeruk Sunkist memiliki kandungan vitamin. 
.
Jeruk dikenal kaya akan kandungan vitamin C. Vitamin yang bermanfaat untuk daya tahan tubuh juga baik untuk kesehatan kulit. Namun siapa sangka kandungan vitamin C pada jeruk yang dikonsumsi hanya sekitar 71 miligram. Sedangkan kandungan vitamin C tertinggi justru terletak pada kulitnya yakni sebesar 136 miligram.
.
Ternyata kulit jeruk memiliki banyak manfaat, baik untuk kesehatan atau kecantikan. Kulit jeruk mengandung 136 mg vitamin C, sementara daging buahnya hanya mengandung 71 mg vitamin C. 

Bolu rasa Jeruk Sunkist ini memang terbilang bolu yang jarang ditemukan di toko-toko yang menjual berbagai macam kue bolu. 

Saya akan memberikan resep yang termudah sehingga dapat angsung dipraktekan di rumah. 

Resep Bolu Kulit Jeruk Sunkist,
Bahan yang dibutuhkan:
- Terigu 120gr
- Telur 4 buah
- Gula 200gr
- Susu bubuk 4sdm
- SP 1/2 sdm
- vanilla 1/4 sdt
- Minyak goreng baru 150ml
- Parutan keju (optional)
- Parutan kulit jeruk Sunkist 4/5sdm

Cara membuat:
Campurkan 4 telur dengan gula dan juga SP lalu dimixer dengan kecepatan tinggi sampai mengembang. 
Setelah itu masukkan bahan kering seperti terigu, vanilla, susu bubuk dan juga parutan . Mixer dengan kecepatan rendah sebentar saja sampai semua adonan tercampur rata, lalu terakhir masukan minyak goreng. Aduk rata kembali dengan perlahan menggunakan spatula.
Silakan cetakan dengan dialasi kertas roti dimana loyangnya sudah diberikan usapan margarine. 

Masukan ke loyang kue. Panggang dengan panas api 160°C .
Nah selesai deh, mudah kan ya? Yuk kamu langsung praktek ya dirumah... tetap semangat, caiyoooooo....